Businesstrack.id- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) mencatatkan laba konsolidasi setelah pajak sebesar Rp1,16 triliun pada kuartal III 2024. Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, mengungkapkan bahwa meskipun laba sebelum pajak konsolidasi mencapai Rp1,47 triliun, angka ini mengalami penurunan sebesar 18,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Yuddy menjelaskan bahwa efisiensi operasional dan optimalisasi fee-based income menjadi kunci dalam menjaga kinerja laba. Selain itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit yang positif juga turut mendukung pencapaian ini. DPK Bank BJB tumbuh 17,1 persen year-on-year (yoy), dari Rp130,9 triliun pada September 2023 menjadi Rp153,2 triliun pada September 2024.
Pihak bank juga berhasil meningkatkan rasio dana murah (CASA) sebesar 2,2 basis poin menjadi 44,9 persen, mencerminkan komitmen untuk menjaga cost of fund di level 4,7 persen. Yuddy menambahkan bahwa hal ini membantu Bank BJB memanfaatkan momentum penurunan suku bunga acuan untuk mengurangi biaya dana.
Dalam hal penyaluran kredit, Bank BJB mencatatkan peningkatan sebesar 10,4 persen yoy, dari Rp124,9 triliun pada kuartal III tahun lalu menjadi Rp138 triliun pada kuartal III tahun ini. Dari sisi kredit bank only, pertumbuhan mencapai 4,3 persen yoy, dengan kontribusi utama berasal dari segmen kredit konsumer yang tumbuh 6,8 persen yoy menjadi Rp73,1 triliun.
Yuddy menegaskan bahwa segmen kredit konsumer tetap menjadi penopang utama kinerja Bank BJB, dengan market share mencapai 29 persen di kalangan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) di Jawa Barat dan Banten. Pada akhir September, jumlah debitur P3K meningkat signifikan dengan lebih dari 54 ribu pegawai menjadi nasabah Bank BJB, menunjukkan potensi pasar yang masih besar di segmen ini.
Dengan berbagai strategi yang diterapkan, Bank BJB tetap optimis dalam menghadapi tantangan di industri perbankan, dan berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja serta memberikan nilai lebih bagi nasabah dan pemegang saham
