PT Freeport Indonesia Tangani Tailing dengan Konservasi dan Reklamasi Lahan

Must read

Businesstrack.id- PT Freeport Indonesia (PT FI) terus berupaya mengelola limbah bekas material tambang atau tailing menjadi area hijau yang produktif di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. Perusahaan ini fokus pada konservasi lahan dan reklamasi untuk menciptakan ekosistem yang berkelanjutan.

Manajer Environment Central System and Project PT FI, Robert Sarwom, menjelaskan bahwa perusahaan telah mengimplementasikan tiga tahap dalam pengelolaan tailing: menumbuhkan, menghasilkan, dan memastikan ekosistem berfungsi secara alami. Tailing dialirkan dari pabrik pengolahan bijih ke area pengendapan di dataran rendah melalui aliran sungai, dengan produksi rata-rata mencapai 240 ribu ton per hari.

Lahan pengendapan tailing saat ini mencakup sekitar 23.000 hektar dengan ketebalan timbunan mencapai 7 meter. Robert menyebutkan, upaya konservasi terus dilakukan dengan pengapuran, pemupukan menggunakan pupuk organik, serta penanaman tanaman yang tahan terhadap sedimentasi, seperti gelagah. Selain itu, beberapa tanaman juga dapat tumbuh secara alami tanpa campur tangan manusia.

Saat ini, sekitar 40% dari lahan timbunan tailing tersebut sudah ditumbuhi tanaman secara alami. Proses pengelolaan lahan ini telah dimulai sejak 1996. PT Freeport Indonesia juga mengembangkan area seluas 100 hektar sebagai tempat penelitian dan demonstrasi untuk reklamasi pasca-tambang, serta untuk menunjukkan potensi penggunaan lahan timbunan tailing yang produktif. Area ini menjadi sarana konservasi dan edukasi publik mengenai pengelolaan tailing.

Sebagai bagian dari program keberlanjutan, PT Freeport Indonesia berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk mengembangkan kawasan pertanian terpadu di lahan timbunan tailing baru. Beberapa tanaman yang telah dikembangkan termasuk padi, tomat, gambas, dan kacang panjang, serta ternak seperti sapi, ayam, dan ikan. Pengujian terhadap kadar logam berat di tanaman dan tanah dilakukan secara rutin, dengan BPOM turut terlibat dalam pengujian tersebut untuk memastikan bahwa lahan tersebut aman dan tidak berbahaya.

Selain itu, PT FI juga memanfaatkan tailing untuk keperluan lain, seperti bahan baku konstruksi dan semen. Dengan pemanfaatan ini, perusahaan berharap dapat menurunkan harga semen di Papua, yang selama ini cenderung mahal.

Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan, PT FI juga menjalankan program penanaman mangrove yang telah dimulai sejak 2004, dengan jenis Rhizophora mucronata. Hingga November 2024, perusahaan telah menanam mangrove seluas 1.115 hektar, dengan ekosistem mangrove alami yang berkembang di area seluas lebih dari 1.100 hektar. Target penanaman mangrove per tahun sejak 2023 adalah 500 hektar, dengan komitmen untuk menanam hingga 10.000 hektar.

Dengan upaya ini, PT Freeport Indonesia berkomitmen untuk mendukung konservasi lingkungan dan keberlanjutan ekosistem di wilayah operasi mereka, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan di Papua.

- Advertisement -spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest article