Businesstrack.id- Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Acta Psychologica pada Mei 2024 mengungkapkan bahwa makanan manis yang berhubungan dengan perayaan Natal, seperti kue Natal berwarna-warni, lebih menggugah selera makan dibandingkan dengan makanan bebas gula. Temuan ini menyoroti bagaimana visual dan asosiasi emosional dapat mempengaruhi kebiasaan makan, meningkatkan kemungkinan konsumsi gula berlebih selama liburan.
Penelitian ini dilakukan pada 58 peserta berusia 17 hingga 49 tahun, yang sebagian besar memiliki indeks massa tubuh normal dan merayakan Natal. Para peserta diminta untuk mengenakan kacamata pelacak gerakan mata saat melihat meja prasmanan yang berisi empat jenis kue, baik yang mengandung gula maupun yang bebas gula. Beberapa kue tersebut memiliki asosiasi Natal, seperti dekorasi berwarna cerah, sementara yang lainnya tampak lebih netral.
Temuan Utama: Asosiasi Natal Meningkatkan Keinginan untuk Makan Makanan Manis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para peserta lebih tertarik pada benda-benda yang berhubungan dengan Natal, seperti kue berwarna cerah yang menggugah selera, dibandingkan dengan benda-benda yang tidak berhubungan dengan perayaan tersebut. Kue-kue yang dihiasi dengan elemen Natal, meskipun mengandung banyak gula, lebih banyak menarik perhatian peserta dibandingkan kue tanpa gula atau kue tanpa asosiasi Natal.
Lebih lanjut, ketika diberi pilihan antara kue jahe tinggi kalori dan buah clementine rendah kalori, sebagian besar peserta memilih kue tinggi kalori. Ini menunjukkan bahwa meskipun mereka sadar akan dampak kesehatan dari konsumsi gula berlebih, makanan manis tetap menjadi pilihan utama selama musim liburan.
Efektivitas Label Gizi dan Pengaruh Psikologis Perayaan Natal
Penelitian ini juga menyoroti bahwa pemasangan label nutrisi yang menekankan nilai gizi makanan—seperti informasi kandungan gula—mungkin tidak efektif dalam mengubah perilaku makan selama perayaan Natal. Menurut peneliti, terlalu fokus pada aspek gizi dan pembatasan konsumsi gula justru bisa berisiko memicu reaksi yang bertolak belakang, di mana orang cenderung lebih tertarik pada makanan yang terlihat menggoda, meskipun mereka sadar akan potensi dampaknya terhadap kesehatan.
Meningkatkan Pilihan Makanan Sehat Selama Liburan
Para peneliti menekankan pentingnya pendekatan yang lebih holistik dan menghindari fokus sempit pada kandungan gula dalam makanan Natal. Mereka menyarankan agar intervensi untuk mencegah kenaikan berat badan selama liburan perlu mempertimbangkan berbagai faktor psikologis dan sosial, termasuk bagaimana visual dan asosiasi emosional dapat memengaruhi pilihan makanan.
Temuan ini memiliki implikasi penting bagi kesehatan masyarakat dan dapat membantu dalam merancang strategi yang lebih efektif untuk mendorong konsumsi makanan yang lebih sehat selama musim liburan. Dengan memahami faktor-faktor psikologis yang memengaruhi kebiasaan makan, diharapkan kebijakan dan intervensi dapat lebih efektif dalam mengurangi risiko kenaikan berat badan yang sering terjadi selama perayaan Natal.
Dengan lebih dari 950 juta pengguna aktif bulanan, Telegram berhasil mencapai keuntungan 1 miliar dolar AS pada 2024