Businesstrack.id- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan industri perbankan untuk terus memperkuat manajemen risiko, termasuk penguatan permodalan dan menjaga cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang memadai, menyambut tahun 2025. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menekankan pentingnya kehati-hatian, profesionalisme, dan inovasi di kalangan bank-bank agar dapat mencapai pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.
“Selanjutnya, OJK meminta bank-bank agar terus memperhatikan aspek kehati-hatian (prudential banking), profesionalisme, inovatif, dan selalu menjaga integritas untuk bisa mencapai pertumbuhan yang tinggi, sehat dan berkelanjutan,” kata Dian dalam keterangannya pada Rabu, 1 Januari 2025.
Berdasarkan data OJK per Oktober 2024, kinerja industri perbankan menunjukkan hasil yang solid. Pertumbuhan kredit bank umum tercatat sebesar 10,92 persen yoy pada Oktober 2024, dengan penyaluran kredit UMKM yang tetap tumbuh sebesar 4,76 persen yoy. Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh sebesar 6,74 persen yoy, mendukung likuiditas perbankan yang terjaga dengan baik. Rasio kecukupan likuiditas (AL/NCD dan AL/DPK) berada di atas threshold, dengan angka masing-masing 113,64 persen dan 25,58 persen.
OJK juga mencatat kinerja positif dari sektor perbankan syariah, yang mencatatkan pertumbuhan aset 12,50 persen yoy dan penyaluran pembiayaan 13,24 persen yoy. Permodalan bank syariah tetap kuat dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 25,59 persen. OJK memperkirakan akan ada dinamika positif dalam sektor ini terkait dengan implementasi spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) dan konsolidasi perbankan syariah.
Sementara itu, kinerja Bank Pembangunan Daerah (BPD) juga menunjukkan perkembangan yang baik dengan pertumbuhan kredit sebesar 7,55 persen yoy dan DPK sebesar 4,35 persen yoy, didorong oleh kondisi permodalan yang tinggi dengan rasio CAR mencapai 24,86 persen.
OJK juga mencatat bahwa meskipun BPR dan BPRS mengalami pelambatan pertumbuhan kredit dan DPK dibandingkan tahun sebelumnya, rasio permodalan mereka tetap solid. Pada Oktober 2024, rasio CAR BPR dan BPRS masing-masing tercatat 31,16 persen dan 22,46 persen.
Ke depan, OJK mengingatkan perbankan untuk tetap memperhatikan risiko pasar dan likuiditas, mengingat potensi ketidakpastian global yang dapat memengaruhi ekonomi domestik, seperti risiko ketidakpastian suku bunga, perkembangan ekonomi Tiongkok, serta kebijakan tarif perdagangan yang tinggi yang dapat memicu trade war.
Meski begitu, OJK memproyeksikan ekonomi domestik pada tahun 2025 akan tetap tumbuh solid, didorong oleh keyakinan konsumen yang terjaga, inflasi yang terkendali, surplus neraca perdagangan, serta kebijakan pemerintah yang akomodatif. Sektor perbankan diprediksi akan tetap solid, dengan DPK yang diproyeksikan meningkat dan penyaluran kredit yang terus berkembang, terutama untuk sektor-sektor yang memiliki multiplier effect dan menyerap banyak tenaga kerja, seperti sektor perdagangan besar dan industri pengolahan.