Businesstrack.id- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit yang solid sebesar 11,6 persen year-on-year (yoy) pada tahun 2024, mencapai Rp775,87 triliun, dibandingkan dengan Rp695,09 triliun pada tahun sebelumnya. Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, menyatakan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh sektor korporasi yang tercatat meningkat 17,6 persen dan segmen konsumer yang juga menunjukkan angka positif, naik 14,5 persen.
“Pencapaian ini juga didukung oleh kinerja perusahaan anak yang mengalami pertumbuhan signifikan, yakni sebesar 79,7 persen yoy, tanpa mengorbankan profitabilitas,” kata Novita dalam acara “Press Conference Paparan Kinerja BNI Fiscal Year 2024” di Jakarta, Rabu.
BNI juga berhasil menjaga kualitas aset dengan indikator Non-Performing Loan (NPL) yang tercatat turun menjadi 2 persen, Loan at Risk (LAR) yang berada pada angka 10,3 persen, dan credit cost yang juga terjaga di level 1,1 persen. Meskipun kondisi ekonomi global penuh tantangan, Novita menekankan bahwa BNI tetap mengedepankan kehati-hatian dalam menjalankan strategi pertumbuhannya.
Di sisi pendapatan, BNI mencatatkan Pre-Provisioning Operating Income (PPOP) yang sangat positif, mencapai Rp9,5 triliun pada kuartal IV 2024, menjadikan total PPOP sepanjang tahun 2024 sebesar Rp34,83 triliun. Selain itu, perseroan telah memastikan pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang memadai, dengan rasio Loan at Risk Coverage di angka 48,8 persen serta NPL Coverage yang tetap tinggi di level 255,8 persen.
Dengan mendapatkan insentif likuiditas melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia yang sebesar 2,6 persen pada tahun 2024, BNI berhasil menjaga rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) di angka 96 persen. Likuiditas yang kuat ini turut mendukung rasio Net Interest Margin (NIM) yang solid di angka 4,2 persen.
Melalui pencapaian tersebut, BNI menunjukkan fundamental yang kuat untuk terus tumbuh dengan hati-hati pada tahun 2025. Bank negara ini berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhannya di tengah dinamika ekonomi yang ada, sambil terus menjaga likuiditas dan efisiensi operasional.