Businesstrack.id- PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan pemanfaatan biomassa sebagai bagian dari upaya transisi energi Indonesia. Pada tahun 2024, PLN EPI berhasil memasok 1,6 juta ton biomassa untuk program co-firing di 46 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), dan berencana untuk menggandakan pasokan tersebut menjadi 3 juta ton pada 2025 untuk 48 lokasi PLTU.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI, Mamit Setiawan, menyebutkan bahwa keberhasilan tersebut merupakan hasil dari pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan, dan kayu, seperti sawdust, woodchip, bonggol jagung, hingga cangkang kelapa sawit, yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Biomassa yang digunakan untuk co-firing ini menggantikan batu bara dan turut berperan dalam mendukung upaya pengurangan emisi karbon.
Program ini diproyeksikan akan terus berkembang, dengan PLN EPI bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dalam mengembangkan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu, yang akan mendukung keberlanjutan pasokan biomassa untuk kebutuhan energi terbarukan.
Di tengah tantangan fluktuasi harga energi global, PLN EPI tetap berupaya menjaga ketahanan pasokan energi primer. Pada 2024, pasokan batu bara, gas, dan BBM untuk pembangkit listrik dipastikan terpenuhi, berkat dukungan dari pemerintah yang menjaga stabilitas rantai pasok. Pasokan batu bara untuk PLTU pun tercatat pada tingkat HOP di atas 20 hari sepanjang tahun ini.
Namun, pada 2025, PLN EPI menghadapi tantangan baru terkait dengan kebutuhan batu bara yang semakin meningkat. Untuk itu, PLN EPI terus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM dan pihak terkait guna memastikan ketahanan pasokan energi yang berkelanjutan.
Mamit menegaskan bahwa meskipun tantangan ke depan semakin kompleks, PLN EPI tetap optimis dapat menjalankan rencana pengadaan energi dengan mengutamakan keberlanjutan dan kerja sama dengan para pemangku kepentingan. “Kami yakin bahwa dengan langkah-langkah yang telah kami lakukan dan dukungan dari berbagai pihak, kami akan dapat mendukung transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia,” tutup Mamit.