Businesstrack.id- Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) melaporkan bahwa sistem pembayaran berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) terus menunjukkan performa yang luar biasa sepanjang 2024, dengan nilai transaksi yang tercatat lebih dari Rp10 triliun setiap bulan.
Djamin Edison Nainggolan, Direktur Eksekutif ASPI, menyatakan bahwa angka ini mencerminkan bukan hanya semakin meluasnya penggunaan QRIS, tetapi juga menggambarkan inklusivitas dan akses yang lebih besar bagi masyarakat Indonesia dalam melakukan transaksi digital. “Pencapaian ini menunjukkan bahwa QRIS bukan hanya sekadar alat pembayaran, tetapi juga bagian dari kemajuan inklusivitas ekonomi di Indonesia,” ujar Djamin dalam acara “VIDA – Where’s the Fraud? How to Face Account Takeovers and AI-Generated Fraud” yang digelar di Jakarta pada Rabu (5/2).
Mengacu pada data Bank Indonesia (BI), nilai transaksi QRIS mencapai Rp188,36 triliun pada Oktober 2024. Ini menunjukkan perkembangan yang pesat dibandingkan dengan awal peluncurannya pada 2020, ketika dibutuhkan waktu sekitar 33 bulan untuk mencapai nilai transaksi Rp10 triliun pertama kalinya pada September 2022. Sejak Oktober 2023, angka yang sama hanya membutuhkan waktu 13 bulan untuk tercapai, dan pada 2024, QRIS bisa mencatatkan pertumbuhan Rp10 triliun dalam dua bulan.
Sejauh ini, tercatat ada 35 juta merchant yang telah terdaftar menggunakan QRIS di seluruh Indonesia. Walaupun sebagian besar masih dalam tahap registrasi, angka ini menunjukkan potensi besar bagi sistem pembayaran berbasis QRIS untuk semakin berkembang dan dimanfaatkan oleh para pelaku usaha.
Djamin menambahkan bahwa QRIS berperan besar dalam mendukung UMKM, yang saat ini menjadi salah satu sektor yang paling diuntungkan dengan kemudahan akses pembayaran digital. Menurutnya, sekitar 50 persen pengguna QRIS berasal dari sektor UMKM, yang merasakan manfaat langsung dari sistem pembayaran yang cepat dan aman.
Selain itu, sistem QRIS juga terus meningkatkan efisiensi dan keamanan transaksi dengan berbagai inovasi dalam autentikasi dan perlindungan data pengguna, menjadikannya platform pembayaran yang terus berkembang di era digital ini.