Businesstrack.id- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) optimistis akan mencatatkan aset sebesar Rp500 triliun pada akhir tahun 2025, seiring dengan pencapaian aset sebesar Rp469,61 triliun pada akhir 2024. Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menyatakan bahwa meskipun ada dinamika makroekonomi, BTN telah menyiapkan berbagai strategi untuk pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan solid pada 2025, termasuk mengembangkan solusi perbankan yang lebih komprehensif.
“Optimisme kami didorong oleh komitmen pemerintah dalam menyediakan hunian layak dan terjangkau melalui Program Tiga Juta Rumah,” kata Nixon dalam keterangannya, Selasa (11/2/2025).
Pada tahun 2024, BTN berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp357,97 triliun, tumbuh 7,3 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh permintaan yang terus meningkat terhadap kepemilikan rumah, terutama untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi dan non-subsidi, yang tercatat masing-masing sebesar Rp173,84 triliun dan Rp105,95 triliun.
BTN juga berhasil menumbuhkan kredit bermargin tinggi seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING) sebesar 13,9 persen (yoy) menjadi Rp16,4 triliun. Nixon menambahkan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh kolaborasi dengan institusi keuangan non-bank serta cross-selling dengan nasabah institusi utama.
Dari sisi penghimpunan dana, BTN membukukan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9,1 persen (yoy), mencapai Rp381,67 triliun pada 2024. Selain itu, rasio dana murah (CASA) BTN juga meningkat, dengan kontribusi CASA terhadap DPK mencapai 54,1 persen, didorong oleh peningkatan transaksi melalui kanal digital.
Nixon juga mengungkapkan bahwa aplikasi mobile banking BTN, yang kini dikenal dengan nama Bale by BTN, telah mencatatkan pertumbuhan yang pesat. Jumlah pengguna aplikasi ini pada akhir 2024 mencapai 2,2 juta, naik 107 persen dibandingkan tahun 2023. BTN menargetkan jumlah pengguna aplikasi ini bisa mencapai 3,6 hingga 4 juta pada tahun 2025.
Selain itu, BTN juga berhasil menjaga rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) di level 93,8 persen pada akhir 2024, menunjukkan kemampuan perseroan dalam mengelola likuiditas di tengah persaingan industri perbankan yang ketat.
Laba bersih BTN pada akhir 2024 tercatat sebesar Rp3 triliun, sementara unit usaha syariah BTN, yang kini dalam proses disapih menjadi Bank Umum Syariah (BUS) pada 2025, mencatatkan laba bersih sebesar Rp872 miliar, naik 24,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
BTN Syariah juga mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam pembiayaan dan DPK yang tumbuh masing-masing 18,3 persen dan 18,7 persen (yoy), dengan total aset mencapai Rp61 triliun, meningkat 11,6 persen dibandingkan tahun 2023.
Dengan berbagai pencapaian ini, BTN dan BTN Syariah optimistis dapat tumbuh lebih pesat dan menjadi pesaing kuat di industri perbankan dan perbankan syariah.