Menko Perekonomian Paparkan Langkah Strategis untuk Menjaga Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Must read

Businesstrack.id- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan beberapa langkah strategis guna menjaga dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap solid, meski menghadapi ketidakpastian dinamika global. Dalam keterangannya pada Kamis (20/2), Airlangga menekankan bahwa Indonesia memiliki posisi ekonomi yang kuat, bahkan lebih baik dibandingkan beberapa negara maju maupun berkembang.

Menurut Airlangga, berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP), Indonesia memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) yang tiga kali lebih besar, dan saat ini Indonesia berada di posisi delapan ekonomi terkuat di dunia dengan nilai ekonomi mencapai 4,8 triliun dolar AS.

Sebagai bagian dari upaya strategis, Airlangga menyebutkan bahwa Indonesia tengah menjajaki peluang untuk masuk dalam perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC), yang terdiri dari Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Oman, dan Qatar. Dengan ekonomi gabungan negara-negara GCC yang mencapai 2 triliun dolar AS dan jumlah penduduk 50 juta, FTA ini diperkirakan dapat menambah 1,3 triliun dolar AS dan 280 juta penduduk bagi Indonesia, memperkuat posisi Indonesia di kancah ekonomi global.

Airlangga juga menyebutkan bahwa Indonesia memiliki target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen pada 2025, yang meskipun ambisius, dinilai masih dapat tercapai jika mengingat sejarah pencapaian Indonesia yang pernah meraih rata-rata pertumbuhan 7,3 persen pada 1986-1997 dan bahkan 8,2 persen pada 1995.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan strategis pada triwulan I-2025, di antaranya adalah kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2025, optimalisasi penyaluran bantuan sosial (bansos), pencairan Tunjangan Hari Raya (THR), dan program stimulus ekonomi lainnya. Selain itu, kebijakan yang berfokus pada hilirisasi, seperti ekspor produk nikel yang diperkirakan mencapai 40 miliar dolar AS pada 2024, diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan sektor manufaktur dan industri lainnya.

Hilirisasi juga akan didorong melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), salah satunya KEK Gresik yang kini menjadi tempat produksi emas domestik pertama. Langkah ini akan didukung oleh peluncuran bank emas untuk memperkuat industri pertambangan dan menjadi penyangga dalam menghadapi fluktuasi pasar global.

Pemerintah juga berfokus pada peningkatan cadangan devisa melalui kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA), yang mewajibkan penempatan DHE SDA di Sistem Keuangan Indonesia (SKI) dengan jangka waktu 12 bulan. Kebijakan ini diperkirakan akan menambah sekitar 80 hingga 100 miliar dolar AS ke cadangan devisa Indonesia.

Dengan langkah-langkah ini, Airlangga yakin ekonomi Indonesia akan tetap berada dalam posisi yang kuat dan dapat mencapai pertumbuhan yang optimal di masa depan.

- Advertisement -spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest article