Businesstrack.id- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan peningkatan signifikan dalam total emas kelolaan mereka dalam lima tahun mendatang. Saat ini, jumlah emas yang dikelola BSI mencapai 17,5 ton, dan perusahaan berambisi untuk meningkatkan angka tersebut hingga lima hingga enam kali lipat pada tahun 2029.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengungkapkan hal tersebut usai peresmian layanan bank emas di Jakarta pada Rabu (25/2). BSI baru saja menerima izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Surat OJK No. S-53/PB.22/2025 pada 12 Februari lalu untuk mengoperasikan layanan bank emas, yang mencakup penitipan dan perdagangan emas.
Dengan layanan bank emas ini, BSI memperluas bisnis emas yang sebelumnya hanya terbatas pada gadai dan cicil emas. Nasabah kini dapat melakukan penitipan emas, membeli dan menjual emas, serta menggunakan emas sebagai jaminan pembiayaan atau kredit. Layanan ini memungkinkan BSI untuk melayani kebutuhan investasi emas masyarakat dari skala kecil, dengan investasi mulai dari 0,05 gram emas yang dapat diakses melalui platform digital BYOND by BSI.
Hery menjelaskan bahwa produk bank emas BSI didesain untuk memberikan akses inklusif dan mudah bagi masyarakat yang ingin berinvestasi dalam emas, baik yang baru memulai maupun yang sudah berpengalaman. Untuk menarik lebih banyak nasabah, BSI menawarkan investasi emas dengan nilai kurang dari Rp100.000.
Selain itu, BSI juga mengungkapkan bahwa pada 2024, pembiayaan bisnis emas mereka, termasuk gadai dan cicil emas, mencapai Rp12,80 triliun, tumbuh 78,17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Keunggulan BSI dalam bisnis emas termasuk produk emas karatase 99,99 persen dengan sertifikat SNI dan MUI, serta jaringan lebih dari 110 ribu agen di seluruh Indonesia yang siap melayani nasabah.
Dengan optimisme tinggi, Hery Gunardi menilai bahwa kehadiran bank emas BSI akan menjadi pemicu perubahan dalam sektor investasi syariah di Indonesia. BSI memperkirakan, dalam lima tahun ke depan, volume transaksi bisnis emas mereka bisa mencapai 250 ton, dengan omset yang diperkirakan mencapai Rp28,7 triliun.
Layanan bank emas BSI, bersama dengan Pegadaian, resmi diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyatakan bahwa bank emas akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, meningkatkan PDB hingga Rp245 triliun, membuka 1,8 juta lapangan kerja baru, serta memperluas devisa negara.
Menteri BUMN, Erick Thohir, juga menambahkan bahwa stok emas yang disimpan masyarakat Indonesia mencapai 1.800 ton, yang berpotensi dimaksimalkan lebih lanjut melalui sistem bank emas yang aman dan terkelola dengan baik. Dengan potensi tersebut, Erick mengajak masyarakat untuk mempercayakan penyimpanan emas mereka di sistem keuangan formal, yang lebih terjamin keamanannya.