Businesstrack.id- PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengumumkan bahwa perusahaan tidak akan kembali ke bisnis jalan tol setelah melakukan divestasi seluruh aset jalan tol yang dimiliki. Keputusan ini bertujuan untuk mengembalikan fokus perusahaan pada core business-nya sebagai perusahaan konstruksi.
“Setelah kita melakukan divestasi seluruh jalan tol, kita tidak akan masuk ke jalan tol kecuali ada penugasan. Divestasi jalan tol kita lakukan sesegera mungkin,” ujar Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho, di Jakarta, Rabu.
Waskita Karya berencana melakukan divestasi beberapa aset jalan tol yang dikelola di bawah PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR), PT Cimanggis – Cibitung Tollways (CCT), dan PT Hutama Marga Waskita (HMW) pada tahun ini. Divestasi ini diharapkan dapat mengurangi liabilitas yang menjadi kewajiban manajemen untuk diselesaikan.
“Semakin cepat semakin baik kita bisa melakukan divestasi, paling tidak kita bisa mengurangi liabilitas yang menjadi kewajiban manajemen untuk menguranginya,” kata Hanugroho menambahkan.
Sebagai BUMN Konstruksi yang telah beroperasi lebih dari 64 tahun, Waskita Karya menegaskan komitmennya untuk kembali fokus pada sektor konstruksi, khususnya pembangunan gedung, infrastruktur air, jalan, dan jembatan. Ke depan, perusahaan ini akan terus menjaga stabilitas keuangan serta melaksanakan divestasi aset tol sebagai upaya untuk mengurangi kewajiban keuangan dan memperkuat bisnis intinya.
Dalam rangka mendukung penguatan posisi keuangan, Waskita Karya telah menyusun peta jalan untuk tahun ini, dengan fokus pada restrukturisasi keuangan sebagai pilar utama. Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menyebutkan bahwa keberhasilan implementasi restrukturisasi keuangan menjadi dasar untuk melanjutkan pilar strategis lainnya, termasuk pengembangan usaha, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), Governance Risk & Compliance (GRC), serta digitalisasi.
Ermy menambahkan bahwa dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2024-2029, Waskita akan berfokus pada perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB) dan telah membentuk Komite Manajemen Risiko untuk menilai risiko dan kelayakan proyek sebelum mengambil keputusan terkait proyek dan tender.
Dengan strategi ini, Waskita Karya bertujuan untuk tetap menjadi perusahaan terdepan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia serta memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.