Businesstrack.id- Jalur Gaza resmi memasuki fase pertama kelaparan, dengan hampir dua juta penduduknya kehilangan ketahanan pangan, kata otoritas setempat pada Rabu (19/3). Ismail Thawabteh, Kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, menyatakan bahwa penutupan perbatasan oleh Israel dan pembatasan terhadap masuknya bantuan kemanusiaan telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang semakin parah.
Pasokan makanan pokok di Gaza hampir habis, dan banyak pasar serta toko roti terpaksa tutup karena kekurangan bahan bakar yang diperlukan untuk operasional. Bahkan, puluhan sumur air juga telah berhenti berfungsi, memperburuk krisis air di wilayah tersebut. “Kehidupan di Gaza terancam hancur dalam beberapa hari mendatang jika penutupan perbatasan dan agresi Israel tidak dihentikan,” ujar Thawabteh.
Sementara itu, Program Pangan Dunia (WFP) mengonfirmasi bahwa mereka tidak dapat mengirimkan pasokan makanan ke Gaza sejak 2 Maret, setelah Israel menutup semua titik perbatasan untuk pasokan kemanusiaan dan komersial. Ini memperburuk kondisi yang sudah kritis, mengingat kebutuhan mendesak warga Gaza akan bantuan makanan dan medis.
Kekerasan yang terus berlanjut sejak Oktober 2023 juga telah menambah penderitaan warga Palestina. Lebih dari 436 orang tewas dan lebih dari 670 lainnya terluka dalam serangan udara Israel baru-baru ini, yang melanggar gencatan senjata yang mulai diberlakukan pada Januari.
Keadaan ini memicu kecaman internasional, dengan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pejabat tinggi Israel atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Selain itu, Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait tindakannya di Gaza.