Businesstrack.id- Bank Negara Malaysia (BNM) memproyeksikan bahwa perekonomian Malaysia akan tumbuh antara 4,5 hingga 5,5 persen pada tahun 2025. Proyeksi tersebut didasarkan pada momentum yang diperkirakan berlangsung pada tahun 2024, meskipun faktor ketidakpastian eksternal dapat mempengaruhi ekspansi ekonomi, terutama di sektor ekspor.
Gubernur Bank Negara Malaysia, Abdul Rasheed Ghaffour, menyampaikan keterangan pers pada Selasa (25/3) di Kuala Lumpur, bahwa pertumbuhan ekonomi Malaysia 2025 akan didorong oleh permintaan domestik yang berkelanjutan. Namun, ketidakpastian perdagangan global dan ketegangan tarif diperkirakan akan memperlambat ekspansi ekspor negara.
Dalam proyeksi tersebut, BNM juga memperhitungkan variabel-variabel relevan seperti pendapatan, harga energi, dan kondisi perdagangan dunia. Abdul Rasheed menekankan bahwa kondisi perdagangan dunia saat ini berada dalam situasi yang tidak menentu, dengan ketegangan tarif dan perkembangan geopolitik yang dapat mempengaruhi kinerja ekspor.
Mengenai inflasi, BNM memperkirakan inflasi utama Malaysia pada 2025 akan berada dalam kisaran 2,0 hingga 3,5 persen, yang mencerminkan kemungkinan kenaikan akibat kebijakan domestik. Meski demikian, BNM yakin inflasi dapat terkendali berkat penurunan tekanan biaya global dan rendahnya tekanan permintaan domestik yang berlebihan.
Pada 2024, perekonomian Malaysia berhasil mencatatkan pertumbuhan yang kuat sebesar 5,1 persen, dengan inflasi yang stabil di angka 1,8 persen. Semua sektor ekonomi mengalami ekspansi, didorong oleh konsumsi swasta yang solid, investasi yang meningkat, serta pemulihan ekspor.
Proyeksi BNM ini mencerminkan keyakinan bahwa Malaysia dapat mempertahankan kinerja ekonomi yang positif meski dihadapkan pada tantangan eksternal yang tidak dapat diprediksi.