Rupiah Tertekan Oleh Penurunan IHSG dan Kenaikan Dolar AS, Berpotensi Melemah Lebih Lanjut

Must read

Businesstrack.id- Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada perdagangan Selasa pagi, tertekan oleh pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Ariston Tjendra, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, mengungkapkan bahwa ketidakpastian pasar dan penurunan kepercayaan investor terhadap bursa saham Indonesia turut memberi dampak negatif pada rupiah.

Sejak awal tahun 2025, IHSG telah mengalami penurunan tajam sebesar 13,13 persen, yang mencerminkan pesimisme pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia. Selain itu, kekhawatiran global akibat kebijakan tarif baru yang akan diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025, serta ketegangan di Timur Tengah, semakin memperburuk sentimen pasar.

Pada pembukaan perdagangan, nilai tukar rupiah tercatat melemah 42 poin menjadi Rp16.610 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang berada di Rp16.568 per dolar AS. Ariston memperkirakan bahwa rupiah masih berpotensi terdepresiasi lebih lanjut dan bisa bergerak di kisaran Rp16.590 hingga Rp16.600 per dolar AS dengan support di Rp16.500 per dolar AS.

Pasar uang global terus mencermati pergerakan dolar AS yang menguat ke level 104,30, memberikan tekanan tambahan pada mata uang domestik. Mengingat kondisi ini, pelaku pasar diharapkan untuk terus memantau perkembangan selanjutnya terkait kebijakan luar negeri dan situasi ekonomi global yang dapat memengaruhi nilai tukar rupiah.

 

- Advertisement -spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest article