Businesstrack.id- Kebijakan pemerintah yang mewajibkan penempatan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari sektor Sumber Daya Alam (SDA) di sistem keuangan domestik selama minimal 12 bulan mulai menunjukkan dampak positif. PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri) mencatat peningkatan signifikan dalam penggunaan platform digital mereka, Kopra by Mandiri, yang dirancang khusus untuk pelaku usaha wholesale.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menyampaikan bahwa kebijakan ini turut mendorong pertumbuhan transaksi di Kopra. Hingga akhir kuartal I 2025, Dana Pihak Ketiga (DPK) dari DHE SDA tumbuh 22 persen secara tahunan (year-on-year).
“Ini menunjukkan respon yang baik dari eksportir. Kami fokus memberikan solusi menyeluruh dari awal proses ekspor hingga pengelolaan devisa,” ujar Darmawan, Rabu (16/4).
Tak hanya dana yang tumbuh, aktivitas transaksi juga melonjak. Lebih dari 1,3 miliar transaksi telah diproses melalui Kopra hingga akhir 2024 — meningkat 21 persen yoy, dengan nilai mencapai Rp22.700 triliun atau naik 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Mulai 1 Maret 2025, pemerintah akan memberlakukan kewajiban penempatan 100 persen DHE SDA untuk komoditas nonmigas selama 12 bulan di dalam negeri. Sedangkan untuk sektor migas, 30 persen DHE wajib ditempatkan selama tiga bulan.
Bank Mandiri melihat kebijakan ini sebagai peluang untuk memperkuat dukungan sistem finansial bagi eksportir. Kopra hadir sebagai platform digital yang terintegrasi, menyediakan layanan mulai dari pembukaan rekening DHE SDA, transaksi valuta asing (FX), hingga trade finance dan pembiayaan.
Tak hanya itu, Kopra juga mempermudah pembayaran pajak, tagihan rutin, hingga transaksi bisnis internasional seperti Letter of Credit (LC), Documentary Collection, dan bank garansi. Integrasi API host-to-host juga memungkinkan nasabah menjalankan transaksi real-time dengan efisiensi tinggi.
“Melalui Kopra, kami ingin mendukung eksportir memenuhi regulasi sambil mendorong pertumbuhan bisnis mereka secara berkelanjutan,” tutup Darmawan.
