Businesstrack.id- Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa penyaluran kredit baru pada triwulan I 2025 masih tumbuh positif, meskipun laju pertumbuhannya melambat dibandingkan akhir tahun lalu. Berdasarkan hasil Survei Perbankan, nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kredit baru tercatat sebesar 55,07 persen, lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2024 yang mencapai 97,90 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa perlambatan ini sesuai dengan pola musiman historis. “Meski lebih rendah, pertumbuhan tetap terjadi di semua jenis kredit,” ujar Ramdan di Jakarta, Senin.
Kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi masih menunjukkan tren positif dengan SBT masing-masing sebesar 60,35 persen, 35,62 persen, dan 59,25 persen. Namun, angka ini lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang masing-masing mencatatkan 91,70 persen, 88,50 persen, dan 62,90 persen.
Dari sisi sektoral, kredit baru tumbuh paling tinggi pada sektor jasa kemasyarakatan dan hiburan (SBT 81,13 persen), sektor penyediaan akomodasi dan makanan minuman (62,53 persen), serta sektor transportasi dan komunikasi (58,06 persen).
Optimisme pertumbuhan kredit terlihat pada proyeksi triwulan II 2025, dengan SBT yang diprakirakan meningkat signifikan menjadi 81,99 persen.
BI juga mencatat adanya pelonggaran standar penyaluran kredit. Hal ini tercermin dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar -1,32 pada triwulan I 2025. Pelonggaran ini terutama menyentuh aspek agunan, dan diperkirakan akan berlanjut di triwulan II dengan ILS -1,39, termasuk aspek suku bunga dan persyaratan administrasi.
Secara umum, hasil survei menunjukkan keyakinan pelaku industri perbankan terhadap pertumbuhan kredit yang terus berlanjut hingga akhir 2025, didorong oleh kondisi ekonomi yang tetap stabil dan risiko kredit yang relatif terjaga.
