Businesstrack.id- Inflasi di DKI Jakarta pada April 2025 tercatat sebesar 1,44 persen secara bulanan (month-to-month), melampaui inflasi nasional yang berada di angka 1,17 persen. Kenaikan ini terutama dipicu oleh berakhirnya program diskon tarif listrik dari pemerintah yang sebelumnya berlaku pada Januari dan Februari.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, menjelaskan bahwa tarif listrik menjadi penyumbang dominan terhadap inflasi Jakarta bulan April, dengan andil sebesar 1,30 persen. “Diskon tarif listrik sudah tidak berlaku, dan ini memberikan andil signifikan terhadap inflasi dua bulan terakhir,” ujarnya di Jakarta, Jumat.
Selain listrik, komoditas emas perhiasan juga memberi kontribusi sebesar 0,12 persen terhadap inflasi Jakarta. Kenaikan ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga emas dunia serta harga emas Antam yang tercermin dalam harga jual di toko-toko emas.
Komoditas pangan seperti bawang merah, bawang putih, dan tomat turut menyumbang inflasi dengan andil masing-masing 0,06 persen, 0,04 persen, dan 0,03 persen.
Di sisi lain, beberapa komoditas justru memberikan efek penurunan harga (deflasi) pada April 2025. Di antaranya adalah cabai rawit dan bensin, masing-masing menyumbang deflasi sebesar 0,04 persen. Daging ayam ras dan tarif pulsa ponsel juga memberikan andil deflasi sebesar 0,03 persen, sementara angkutan antarkota dan angkutan udara masing-masing menyumbang deflasi 0,02 persen.