Businesstrack.id- PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) mencatatkan pertumbuhan kinerja yang solid pada kuartal I 2025, dengan laba bersih mencapai Rp67,5 miliar, meningkat 38,14 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Kinerja positif ini memperkuat posisi Amar Bank sebagai salah satu pelopor layanan keuangan digital yang menyasar segmen produktif, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Presiden Direktur Amar Bank, Vishal Tulsian, menegaskan bahwa strategi ekspansi berbasis digital yang inklusif menjadi kunci keberhasilan perusahaan. Ia menyoroti peran penting UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, menyumbang lebih dari 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
“Kami percaya bahwa memperluas akses keuangan secara digital adalah fondasi masa depan ekonomi Indonesia. Fokus kami tetap pada UMKM, dengan pendekatan yang cepat, akurat, dan terpercaya,” ujar Vishal dalam keterangannya, Senin (19/5).
Penyaluran Kredit dan Pendapatan Operasional
Amar Bank membukukan penyaluran kredit sebesar Rp3,2 triliun sepanjang kuartal I 2025, naik 15,83 persen yoy. Lebih dari separuh kredit tersebut disalurkan untuk sektor UMKM, sejalan dengan strategi utama perusahaan.
Dari sisi pendapatan, pendapatan operasional Amar Bank mencapai Rp463,7 miliar, meningkat 22,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini ditopang oleh:
- Pendapatan bunga bersih naik 19,06 persen
- Pendapatan non-bunga melonjak 32,38 persen
Tunaiku Dorong Inklusi Kredit Digital
Produk pinjaman digital unggulan Amar Bank, Tunaiku, telah menyalurkan lebih dari Rp15 triliun sejak diluncurkan pada 2014. Produk ini telah menjangkau lebih dari 400.000 nasabah, terutama pelaku UMKM yang sebelumnya belum tersentuh layanan perbankan formal.
Tunaiku menawarkan solusi kredit tanpa agunan dengan proses 100% digital, menjadikannya alternatif pembiayaan yang mudah dan inklusif.
Modal Kuat dan Fokus Ekspansi
Senior VP Finance Amar Bank, David Wirawan, menambahkan bahwa strategi pertumbuhan perusahaan tetap dibarengi dengan efisiensi dan manajemen risiko yang hati-hati. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) yang tetap terkendali, serta rasio kecukupan modal (CAR) yang mencapai 121,58 persen per akhir Maret 2025.
“Kami akan terus mendorong pembiayaan produktif sambil menjaga efisiensi biaya dan penguatan sistem manajemen risiko. Selain itu, pengembangan teknologi dan strategi pemasaran digital juga menjadi prioritas utama,” jelas David.
Ke depan, Amar Bank berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi dalam ekosistem digital nasional melalui solusi embedded finance dan collaborative banking, guna memperluas inklusi keuangan secara berkelanjutan.