Businesstrack.id- Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menyerap dana sebesar Rp28 triliun dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa, 20 Mei 2025, melampaui target indikatif sebesar Rp26 triliun. Kelebihan penyerapan ini didorong oleh tingginya minat investor, tercermin dari total penawaran masuk sebesar Rp108,33 triliun.
Data yang dirilis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu menyebutkan, penawaran tertinggi tercatat pada seri FR0104 yang jatuh tempo 15 Juli 2030, dengan nilai Rp46,74 triliun. Pemerintah memenangkan Rp8,3 triliun dari seri ini dengan imbal hasil rata-rata 6,47995%.
Seri FR0103 juga menyedot minat besar, dengan penawaran masuk Rp39,26 triliun. Pemerintah menyerap dana Rp8,75 triliun, tertinggi di antara semua seri yang dilelang. Yield rata-rata tertimbang seri ini mencapai 6,85632%, dengan jatuh tempo 15 Juli 2035.
Sementara itu, beberapa seri lainnya mencatatkan penawaran lebih kecil:
- FR0106: Penawaran Rp7,48 triliun, diserap Rp5,05 triliun, yield 7,00980%, jatuh tempo 2040.
- FR0107: Penawaran Rp4,84 triliun, diserap Rp2,4 triliun, yield 7,03964%, jatuh tempo 2045.
- FR0102: Penawaran Rp2,19 triliun, diserap Rp850 miliar, yield 7,04860%, jatuh tempo 2054.
- FR0105: Penawaran Rp1,59 triliun, diserap Rp650 miliar, yield 7,10969%, jatuh tempo 2064.
Dari kategori Surat Perbendaharaan Negara (SPN), hanya seri SPN12260507 yang diserap, sebesar Rp2 triliun dari total penawaran Rp5,24 triliun. Yield yang dimenangkan tercatat 6,15000% dengan jatuh tempo 7 Mei 2026. Sementara itu, untuk seri baru SPN03250820, pemerintah memilih untuk tidak menyerap dana, meskipun terdapat penawaran masuk sebesar Rp1 triliun.
Pencapaian ini mencerminkan optimisme pasar terhadap stabilitas fiskal dan arah kebijakan ekonomi pemerintah, sekaligus menjadi sinyal kuat terhadap kepercayaan investor domestik maupun global.
