Amar Bank Bukukan Laba Bersih Rp67,5 Miliar di Kuartal I 2025, Kredit Tumbuh 15,8 Persen

Must read

Businesstrack.id- PT Bank Amar Indonesia Tbk (Amar Bank) melaporkan kinerja solid sepanjang kuartal pertama 2025 dengan pertumbuhan penyaluran kredit mencapai 15,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), atau senilai Rp3,2 triliun. Pertumbuhan tersebut turut mendongkrak laba bersih perusahaan menjadi Rp67,5 miliar, meningkat 38,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Meski mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, Amar Bank menegaskan bahwa penyaluran kredit dilakukan secara hati-hati. “Kami tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian. Fokus kami bukan hanya pada pertumbuhan tinggi, tetapi juga pada profitabilitas yang sehat,” ujar Senior Vice President of Finance Amar Bank, David Wirawan, dalam paparan publik di Jakarta, Selasa (17/6).

Amar Bank terus memperluas akses pembiayaan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), segmen yang dinilai memiliki potensi besar namun belum sepenuhnya terlayani oleh sektor perbankan konvensional. “Kami percaya UMKM memiliki prospek jangka panjang, dan kami mengelola risikonya melalui pendekatan digital dan berbasis karakteristik nasabah,” tambah David.

Meskipun demikian, tantangan masih membayangi. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross bank ini tercatat 10,89 persen, dengan NPL net sebesar 1,48 persen. David mengakui bahwa tingginya NPL berasal dari sektor mikro, namun mengatakan pihaknya telah menerapkan strategi penetapan harga yang sesuai dengan risiko debitur.

“Segmentasi mikro itu unik. Dengan pendekatan pricing yang tepat dan dukungan teknologi, kami perlahan bisa menemukan rumusan yang tepat,” jelasnya.

Untuk memperkuat fondasi bisnis, Amar Bank juga terus mendorong efisiensi operasional dan memperluas integrasi embedded banking (EB) dengan ekosistem digital mitra strategis. Strategi ini diyakini mampu mendorong pertumbuhan berkelanjutan serta meningkatkan inklusi keuangan.

Dari sisi likuiditas, bank dengan kode saham AMAR itu mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 42,2 persen yoy menjadi Rp1,4 triliun. Proporsi dana murah (CASA) turut mengalami peningkatan, kini mencapai 30 persen dari total DPK.

“Efisiensi dan digitalisasi adalah fondasi operasional kami,” pungkas David

 

- Advertisement -spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest article