Businesstrack.id- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat capaian signifikan dalam mendorong ekspor pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama paruh pertama tahun ini. Melalui program penjajakan kesepakatan bisnis atau business matching, total transaksi yang berhasil dibukukan mencapai 87,04 juta dolar AS atau sekitar Rp1,41 triliun.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa strategi ini terbukti efektif dalam membuka akses pasar internasional bagi UMKM. “Business matching merupakan langkah nyata untuk menjembatani UMKM dengan calon pembeli luar negeri. Ini bagian dari upaya kami mendorong pelaku usaha nasional naik kelas,” ujarnya di Jakarta, Rabu (9/7).
Dari total nilai tersebut, sebanyak 52,70 juta dolar AS berasal dari pesanan pembelian langsung (purchase order/PO), sementara 34,34 juta dolar AS tercatat sebagai potensi transaksi lanjutan.
Sepanjang Januari hingga Juni 2025, Kemendag telah menggelar 356 kegiatan penjajakan bisnis yang mencakup 241 sesi pitching dan 115 pertemuan tatap muka antara pelaku UMKM dan mitra dagang dari berbagai negara.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Fajarini Puntodewi, menuturkan bahwa kinerja semester I ini meningkat 26,78% dibandingkan periode Januari–Mei lalu, yang hanya mencatat 68,65 juta dolar AS. Ia menegaskan bahwa Kemendag akan terus memperkuat peran UMKM sebagai pemain ekspor yang tangguh dan berkelanjutan.
“Kami fokus membangun koneksi yang relevan antara pelaku UMKM dengan permintaan global, termasuk melalui event dan fasilitasi yang tepat sasaran,” jelas Fajarini.
Untuk bulan Juni saja, nilai transaksi yang tercatat mencapai 18,39 juta dolar AS, melibatkan 16 buyer dari 8 negara. Sebanyak 140 UMKM turut berpartisipasi dalam 60 sesi business matching selama periode tersebut.
Adapun produk unggulan yang diminati pasar global mencakup sektor:
- Fesyen
- Makanan dan minuman olahan
- Kopi
- Cokelat bubuk
- Batik dan furnitur
- Dekorasi rumah
- Produk herbal dan obat-obatan
- Fiber board dan jeli
Fajarini juga menekankan pentingnya konsistensi dan keberlanjutan dalam membangun ekosistem ekspor nasional. “Ekspor UMKM bukan hanya soal penetrasi pasar, tetapi bagaimana pelaku usaha bisa tumbuh secara berkelanjutan dan menjadi bagian dari rantai pasok global,” tutupnya.