Businesstrack.id- Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan mencatat tren positif dalam penerimaan pajak nasional. Pada paruh pertama tahun ini, rata-rata penerimaan pajak bulanan mencapai Rp181,3 triliun, dengan total penerimaan bruto sebesar Rp1.087,8 triliun, tumbuh 2,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Dalam lima tahun terakhir, kita melihat pertumbuhan signifikan dari sisi penerimaan. Dari rata-rata bulanan Rp111,4 triliun di tahun 2021, meningkat menjadi sekitar Rp170 triliun di tiga tahun terakhir, dan kini mencapai rekor tertinggi di 2025,” ujar Dirjen Pajak Bimo Wijayanto, Senin (15/7) di Jakarta.
Pajak Masih Jadi Tulang Punggung Penerimaan Negara
Kontribusi pajak terhadap total penerimaan negara pada semester I 2025 mencapai 69,23 persen, atau naik hampir 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penerimaan pajak neto hingga akhir Juni tercatat sebesar Rp837,79 triliun.
Kontributor utama penerimaan pajak antara lain:
- PPh Badan: Rp151,71 triliun
- PPh Orang Pribadi: Rp14,06 triliun
- PPN dan PPnBM: Rp297,9 triliun
- PBB: Rp11,56 triliun
Meskipun tantangan global masih membayangi, DJP mencatat tren rebound yang menggembirakan. Pertumbuhan bulanan tertinggi terjadi pada Juni 2025 (15,8% yoy), sementara angka terendah tercatat pada Januari 2025 (-41,9% yoy).
Rebound Setelah Koreksi Restitusi
Bimo mengakui sempat terjadi penurunan pada realisasi penerimaan neto di beberapa pos, seperti PPh Badan dan PPN, yang dipengaruhi oleh besarnya restitusi pada periode tersebut.
“Namun kami bersyukur, di bulan Juni kami sudah rebound, dan mudah-mudahan ini jadi sinyal positif untuk tren pemulihan yang berkelanjutan hingga akhir tahun,” kata Bimo.