Businesstrack.id- Eropa tengah mengalami lonjakan suhu ekstrem yang tidak hanya memecahkan rekor cuaca, tetapi juga mengubah cara masyarakat memandang kebutuhan dasar di musim panas. Seiring gelombang panas yang menyapu benua ini sejak akhir Juni, permintaan terhadap penyejuk udara (AC) melonjak tajam, membuka peluang baru bagi produsen global, khususnya dari China.
Dalam buletin terbaru dari Organisasi Meteorologi Dunia, gelombang panas awal tahun ini melanda sejumlah negara Eropa dengan suhu ekstrem: Spanyol selatan mencatat 46°C, sementara Prancis mengalami hari terpanas dalam sejarah bulan Juni. Negara-negara lain seperti Austria, Jerman, Italia, dan Bosnia juga mengeluarkan peringatan merah atas suhu tinggi yang membahayakan.
Meskipun demikian, Eropa dikenal sebagai kawasan yang lama menolak penggunaan AC. Faktor-faktor seperti biaya listrik tinggi, bangunan tua tanpa sistem ventilasi modern, serta nilai-nilai keberlanjutan telah menjadi penghalang. Di Jerman, hanya 3% rumah tangga yang memiliki AC, sementara di Inggris hanya 5%.
Namun, semua itu mulai berubah. AC kini dipandang bukan lagi sebagai barang mewah, melainkan sebagai kebutuhan kesehatan, terutama di tengah suhu ekstrem yang terus berulang. Seorang teknisi asal Stuttgart, Markus Schmitz, menyebutkan jadwalnya penuh hingga akhir Agustus. “AC sekarang menjadi bagian dari kebutuhan dasar,” ujarnya.
Prediksi dari Badan Energi Internasional menyebut bahwa jumlah unit AC di Uni Eropa akan melonjak menjadi 275 juta pada 2050, lebih dari dua kali lipat dibandingkan 2019.
Menyambut tren ini, produsen China mengambil langkah cepat. Menurut Asosiasi Peralatan Rumah Tangga China, ekspor AC ke Uni Eropa dan Inggris mencapai 1,39 miliar dolar AS dalam lima bulan pertama 2025, meningkat lebih dari 20 persen dibandingkan tahun lalu.
Beberapa merek mencatat pertumbuhan signifikan:
- Hisense: Penjualan naik 20% di Italia dan dua kali lipat di Hungaria.
- Gree: Tumbuh lewat produk berbasis AI dan efisiensi energi tinggi.
- Midea: Penjualan di Eropa naik 35%, termasuk lonjakan 68% di Prancis.
Di ajang IFA Berlin 2024, produsen China menonjolkan inovasi pada efisiensi energi dan teknologi ramah lingkungan. Feng Xuezhi, manajer Hisense Eropa, menyebutkan bahwa konsumen muda dan rumah tangga menengah menjadi pendorong utama. “Di pasar Eropa yang sangat ketat dalam regulasi energi, keunggulan teknologi adalah kunci.”
Sementara suhu Eropa terus memanas, permintaan terhadap solusi pendinginan yang terjangkau dan berkelanjutan semakin tinggi. Dengan strategi yang beralih dari perang harga ke inovasi berbasis nilai, merek-merek China tampaknya siap memimpin gelombang perubahan ini.