Businesstrack.id- PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatatkan frekuensi perjalanan kereta api penumpang yang mencapai 547.991 perjalanan hingga September 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hal aksesibilitas transportasi, yang didorong oleh berbagai inovasi dan pengembangan infrastruktur yang dilakukan oleh perusahaan. Peningkatan frekuensi perjalanan ini menjadi bagian dari upaya KAI dalam memberikan transportasi yang aman, nyaman, dan efisien bagi masyarakat.
Anne Purba, Vice President Public Relations PT KAI, mengungkapkan bahwa jumlah perjalanan kereta api pada 2024 sudah mendekati angka 677.154 perjalanan yang tercatat pada tahun 2023. Pada 2022, frekuensi perjalanan tercatat sebanyak 608.761 perjalanan. Dengan begitu, frekuensi perjalanan kereta api penumpang terus menunjukkan tren yang positif dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data, komposisi frekuensi perjalanan kereta api penumpang pada tahun 2024 terdiri dari berbagai jenis layanan, seperti:
- KA Lokal: 63.073 perjalanan
- Commuterline: 290.977 perjalanan
- KA Bandara: 29.852 perjalanan
- LRT Sumsel dan LRT Jabodek: 80.687 perjalanan
- KA Jarak Jauh Ekonomi: 35.057 perjalanan
- KA Jarak Jauh Eksekutif dan Bisnis: 48.345 perjalanan
Sementara itu, untuk KA Barang, PT KAI melaporkan bahwa hingga September 2024, frekuensi perjalanan kereta barang mencapai 60.150 perjalanan.
Anne Purba juga menyampaikan bahwa efisiensi perjalanan kereta api semakin meningkat, tidak hanya dari sisi frekuensi tetapi juga dari sisi waktu tempuh. Hal ini tercapai berkat berbagai inovasi yang diterapkan oleh PT KAI, serta dukungan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.
Beberapa contoh peningkatan efisiensi yang terlihat adalah pada kereta api unggulan yang berhasil mempersingkat waktu tempuh. Di antaranya:
- KA Agro Bromo Anggrek (Gambir – Surabaya Pasarturi) dengan waktu tempuh yang dipersingkat hingga 55 menit.
- KA Argo Wilis (Bandung – Surabaya Gubeng) yang waktu tempuhnya dipersingkat menjadi 1 jam 51 menit.
- KA Argo Lawu (Gambir – Solo Balapan) dengan waktu tempuh 1 jam 2 menit.
- KA Argo Dwipangga (Gambir – Solo Balapan) dengan waktu tempuh 1 jam 1 menit.
- KA Argo Sindoro (Gambir – Semarang Tawang) dengan waktu tempuh 31 menit.
- KA Sembrani (Gambir – Surabaya Pasarturi) dengan waktu tempuh 1 jam 8 menit.
Beberapa kereta jarak jauh lainnya juga mengalami penurunan waktu tempuh yang signifikan, seperti KA Bima, KA Gajayana, dan KA Turangga, yang masing-masing memiliki waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan sebelumnya.
KAI terus mengembangkan infrastruktur untuk mendukung peningkatan frekuensi dan efisiensi perjalanan. Beberapa inisiatif yang dilakukan antara lain pembangunan double-double track (DDT), modernisasi sistem persinyalan, dan berbagai inovasi lainnya. Semua upaya ini bertujuan untuk menjaga keselamatan perjalanan kereta api, yang menjadi prioritas utama perusahaan.
Sebagai bagian dari komitmen terhadap keselamatan, PT KAI juga terus menutup perlintasan sebidang yang tidak memiliki izin. Pada periode Januari hingga Oktober 2024, KAI bersama DJKA Kementerian Perhubungan telah berhasil menutup 269 titik perlintasan sebidang di wilayah Jawa dan Sumatera. Penutupan ini dilakukan demi mengurangi risiko kecelakaan dan memastikan perjalanan kereta api lebih aman.
Dalam upaya menjaga keselamatan, KAI juga terus melakukan pengawasan ketat terhadap sarana dan prasarana kereta api. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu fokus utama, serta memfasilitasi seluruh pegawai untuk melaporkan potensi bahaya melalui aplikasi Safety Railways Information (SRI). Dengan langkah-langkah ini, KAI berkomitmen untuk mencapai zero accident dalam operasionalnya.