Businesstrack.id- PT Pos Indonesia (Persero) terus berinovasi untuk meningkatkan efisiensi di sektor logistik dengan memanfaatkan kecerdasan artifisial (AI). Direktur Utama Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, menyatakan bahwa AI merupakan salah satu kunci untuk mengoptimalkan produktivitas dalam industri logistik yang sangat bergantung pada kecepatan dan ketepatan dalam pengiriman barang.
Faizal menyampaikan hal ini dalam acara Kazee Summit 2024 yang diselenggarakan di Jakarta pada hari Selasa (5/11). Ia menjelaskan bahwa penerapan AI di dunia logistik telah memainkan peran yang sangat penting, khususnya dalam meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi kesalahan manusia. “AI ini menjadi penting di dunia logistik untuk meningkatkan produktivitas. Tetapi faktor manusia juga perlu untuk mengoptimalkan bisnis,” kata Faizal dalam sambutannya.
AI untuk Optimalkan Proses Logistik
Menurut Faizal, digitalisasi dan AI kini tidak dapat dipisahkan dari proses-proses logistik yang modern. Teknologi ini memungkinkan Pos Indonesia untuk mengoptimalkan seluruh rantai pasokan logistik, mulai dari pengambilan barang hingga pengantaran dengan pelacakan yang lebih transparan dan akurat. Tanpa teknologi digital, pelacakan dan pengiriman barang secara end-to-end akan sangat sulit dilakukan.
Pos Indonesia, melalui penerapan AI, memanfaatkan data yang dimiliki untuk menganalisis pelanggan, menentukan segmen pasar yang memiliki nilai jangka panjang, dan mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan pelayanan. “Dengan AI, kami dapat mengetahui siapa yang harus kami hubungi, siapa yang memiliki potensi besar untuk menjadi pelanggan jangka panjang,” tambah Faizal.
Lebih lanjut, Faizal menyebutkan bahwa AI tidak hanya berperan dalam aspek operasional, tetapi juga mendukung transformasi perusahaan. AI digunakan untuk mentransformasi sumber daya manusia, struktur organisasi, dan bahkan budaya perusahaan. Melalui teknologi ini, Pos Indonesia berharap dapat meningkatkan efisiensi dan mempercepat adopsi teknologi di sektor logistik secara lebih luas.
Faizal juga menegaskan pentingnya kolaborasi dengan startup dan perusahaan teknologi lainnya untuk mempercepat implementasi AI di berbagai sektor, terutama dalam logistik dan pengiriman. Meski begitu, ia menekankan bahwa meskipun AI mampu memproses data dan mengambil keputusan berbasis prediksi, peran manusia tetap tak tergantikan, terutama dalam hal visi, strategi, dan eksekusi.
Menurut Faizal, AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran manusia, terutama dalam hal kreativitas dan pengambilan keputusan strategis. Kecerdasan artifisial memang bisa meningkatkan efisiensi, tetapi tujuan, imajinasi, dan kepemimpinan tetap berada di tangan manusia. “AI tidak bisa menentukan tujuan, imajinasi, atau memimpin, tetapi AI bisa melengkapi peran manusia dan menjadikan manusia lebih efisien dan superhuman,” ungkap Faizal.
Dengan demikian, penggunaan AI di Pos Indonesia bukanlah untuk menggantikan pekerja manusia, melainkan untuk meningkatkan produktivitas dan mempermudah proses pengambilan keputusan yang lebih tepat dan cepat.
Faizal menegaskan bahwa Pos Indonesia berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam teknologi, khususnya AI, demi menghadirkan layanan logistik yang lebih modern, cepat, dan efisien. Dengan dukungan teknologi, perusahaan berharap dapat mempercepat proses digitalisasi dan menjadi lebih adaptif terhadap perubahan kebutuhan pelanggan dan dinamika pasar.
Inovasi ini menunjukkan bagaimana AI bisa menjadi game changer dalam sektor logistik, di mana Pos Indonesia berupaya untuk memberikan pengalaman pengiriman yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia.