Businesstrack.id- Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali pada Ahad (7/12) menyatakan bahwa Suriah telah memasuki “era baru” dalam sejarah negara tersebut, setelah eskalasi perang saudara yang mencapai ibu kota Damaskus. Dalam pernyataan yang disampaikan melalui saluran telepon kepada televisi Arab Saudi, Al-Arabiya, al-Jalali mengungkapkan harapannya untuk datangnya era pluralisme di Suriah.
“Era baru telah dimulai dalam sejarah Suriah. Kami harap sebuah era pluralisme akan tiba,” ujar al-Jalali, menandai perubahan besar setelah 61 tahun kekuasaan Partai Baath dan 53 tahun pemerintahan keluarga Assad.
Al-Jalali juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi dengan kelompok oposisi yang telah memasuki Damaskus. Salah satu pemimpin kelompok oposisi, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), berjanji bahwa tidak akan ada pengekangan terhadap masyarakat Damaskus, dan menjanjikan transisi yang damai.
Perdana Menteri Suriah itu menegaskan komitmennya untuk tetap tinggal di Damaskus bersama 18 menteri kabinet lainnya, meskipun situasi di ibu kota semakin genting. Ia menegaskan, “Rakyat Suriah, saya ada di rumah dan saya tak berniat meninggalkannya kecuali dengan cara-cara damai.”
Al-Jalali juga menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan pemerintah baru yang dipilih oleh rakyat Suriah. Selain itu, ia meminta agar warga Suriah menjaga properti negara dan tidak merusaknya selama periode transisi politik.
Pernyataan al-Jalali ini muncul setelah kelompok oposisi yang dipimpin oleh HTS berhasil menguasai Damaskus dan wilayah lainnya, mengakhiri kekuasaan Partai Baath yang telah berlangsung lebih dari enam dekade. Keputusan ini menandai perubahan besar dalam perjalanan politik Suriah, yang kini memasuki babak baru dengan harapan terciptanya perdamaian dan pluralisme.