Businesstrack.id- Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan bahwa rasio kewirausahaan merupakan indikator penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Menurutnya, keberhasilan ekonomi sebuah negara tidak hanya diukur dari kenaikan pendapatan per kapita, tetapi juga dari sejauh mana kewirausahaan berkembang dan menyerap tenaga kerja, sehingga tercipta pemerataan kesejahteraan.
“Sudah bukan waktunya menjadi lulusan yang hanya fokus mencari kerja, tapi seharusnya dapat pula menangkap peluang untuk berwirausaha,” ujar Budi dalam keterangan pers di Jakarta pada Minggu (8/12/2024).
Budi menegaskan bahwa cita-cita Indonesia untuk menjadi negara maju tidak dapat terlepas dari upaya mengembangkan kewirausahaan, mengingat negara maju biasanya memiliki rasio kewirausahaan setidaknya 10 persen. Menurutnya, potensi besar yang dimiliki Indonesia, terutama dengan adanya bonus demografi, harus didukung dengan infrastruktur, sarana prasarana, dan kebijakan pembangunan yang tepat.
Lebih lanjut, Budi juga menekankan pentingnya instrumen pendidikan dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maju. Ia yakin bahwa pendidikan adalah sektor strategis untuk meningkatkan daya saing melalui keterampilan dan pengetahuan. Perguruan tinggi, menurutnya, harus memiliki inkubasi bisnis yang dapat menyiapkan para wirausaha untuk bersaing secara global, termasuk dalam sektor ekspor.
Budi juga menyampaikan bahwa Kementerian Perdagangan memiliki tiga program prioritas untuk mendorong perkembangan ekonomi Indonesia, yakni pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui program BISA (Berani Inovasi, Siap Adaptasi) Ekspor.
“Kementerian Perdagangan siap dan terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak guna merealisasikan secara optimal tiga program utama tersebut,” tambah Budi.
Dengan fokus pada kewirausahaan dan kolaborasi lintas sektor, Kementerian Perdagangan berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.