Businesstrack.id- PT PGN Tbk, anak usaha Subholding Gas PT Pertamina (Persero), mengungkapkan kesiapan untuk memainkan peran strategis sebagai agregator gas bumi nasional, khususnya dalam menyerap produksi gas dari lapangan-lapangan gas baru. Salah satu inisiatif utama yang dilakukan adalah pembangunan LNG hub, yang dirancang untuk mengatasi ketidakseimbangan pasokan dan permintaan energi, terutama di wilayah Indonesia timur.
Dalam keterangannya, M Anas Pradipta, Group Head of Gas, Supply, and LNG Trading PGN, menyatakan bahwa LNG hub menjadi solusi penting untuk memperlancar distribusi gas nonpipa. Pengembangan gas berbasis LNG, termasuk pasokan dari Blok Masela, sangat krusial untuk memenuhi kebutuhan domestik yang diperkirakan akan meningkat sekitar 3% per tahun hingga 2034. Sektor-sektor yang mendominasi permintaan gas antara lain kelistrikan, smelter, dan kilang.
Dadan Kusdiana, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM sekaligus Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, mengungkapkan bahwa produksi gas di Indonesia diperkirakan akan meningkat dalam dua hingga tiga tahun mendatang. Selama proses transisi energi, gas bumi akan tetap menjadi energi utama hingga Indonesia mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060.
PGN memprediksi bahwa pasokan gas dari pipa akan menurun, sementara permintaan terus meningkat. Oleh karena itu, PGN akan mengandalkan pasokan LNG sebagai alternatif tambahan untuk memenuhi permintaan gas domestik. Menurut Anas, perusahaan siap mengelola peningkatan pasokan LNG, termasuk menghadapi kemungkinan penemuan cadangan besar, dan memastikan distribusi yang efisien dengan pengelolaan infrastruktur yang baik.
Dengan komitmen untuk menjadi integrator infrastruktur dan agregator komoditas gas, PGN mengakui pentingnya kolaborasi dengan berbagai stakeholder, termasuk pemerintah dan pihak swasta, untuk mempercepat distribusi gas bumi. Ke depan, PGN siap mendukung kebutuhan energi domestik, termasuk dengan memaksimalkan kapasitas terminal gas LNG yang akan terisi penuh pada 2025, dan memainkan peran penting dalam transisi energi Indonesia.