Harga Pangan Stabil Setelah Natal 2024, Mendag Budi Santoso: Ekspor Komoditas Pangan Indonesia Meningkat

Must read

Businesstrack.id- Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan bahwa harga pangan secara nasional cenderung stabil pada dua hari setelah perayaan Natal 2024. Hal ini terlihat dari harga bahan pokok yang terpantau stabil dibandingkan bulan sebelumnya.

“Sampai dengan 27 Desember 2024, harga bahan pokok cenderung stabil jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” ujar Budi Santoso dalam rapat koordinasi pangan di Bandarlampung pada Sabtu, 27 Desember 2024.

Budi menjelaskan, bahan pangan yang stabil harganya meliputi beras, gula, minyak goreng, tepung terigu, daging sapi, bawang putih, dan beberapa bahan pokok lainnya. Adapun harga beberapa komoditas pangan yang tercatat pada 27 Desember 2024 adalah sebagai berikut:

  • Beras premium: Rp16.300 per kilogram
  • Beras medium Bulog: Rp12.600 per kilogram
  • Gula pasir: Rp18.200 per kilogram
  • Minyak goreng curah: Rp17.600 per liter
  • Minyak goreng MinyaKita: Rp17.200 per liter
  • Minyak goreng kemasan premium: Rp21.900 per liter
  • Daging sapi: Rp138.700 per kilogram
  • Tepung terigu: Rp13.200 per kilogram
  • Bawang putih kating: Rp44.400 per kilogram

Namun, beberapa komoditas mencatatkan kenaikan harga, antara lain:

  • Bawang merah yang mengalami kenaikan menjadi Rp43.900 per kilogram, atau naik 5,78 persen dibanding bulan sebelumnya.
  • Telur ayam ras yang naik 7,59 persen menjadi Rp32.600 per kilogram, disebabkan oleh kenaikan permintaan masyarakat menjelang akhir tahun.
  • Daging ayam ras yang naik 3,12 persen menjadi Rp39.700 per kilogram.
  • Cabai yang mengalami kenaikan harga, dengan perbedaan harga antara cabai merah keriting, cabai merah besar, dan rawit merah yang meningkat antara 26-37 persen.

Mendag Budi Santoso menegaskan bahwa meskipun ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, secara keseluruhan ketersediaan bahan pangan di pasar tetap mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun dan awal 2025. “Kami akan terus memantau harga pangan secara berkala,” tambahnya.

Tren Positif Ekspor Pangan Indonesia

Selain stabilitas harga pangan domestik, Budi Santoso juga mengungkapkan bahwa ekspor komoditas pangan Indonesia dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren yang positif, mendukung upaya swasembada pangan. Produk pangan Indonesia, kata Budi, tidak hanya bergantung pada impor, tetapi sebagian besar diproduksi di dalam negeri, dan bahkan ada yang diekspor ke luar negeri.

“Produk pangan kita tidak semuanya didapat dari impor, banyak yang diproduksi di dalam negeri, dan juga ada ekspor produk pertanian Indonesia,” ujarnya.

Beberapa komoditas pangan utama Indonesia yang tercatat memiliki nilai ekspor signifikan pada periode Januari-Oktober 2024 adalah:

  • Crude Palm Oil (CPO): Nilai ekspor mencapai USD 22,92 miliar.
  • Kopi Arabika dan Robusta: Nilai ekspor USD 1,28 miliar.
  • Sarang walet: Nilai ekspor USD 457,84 juta.
  • Lada: Nilai ekspor USD 232,79 juta.
  • Cengkeh: Nilai ekspor USD 222,97 juta.

Selain itu, terdapat beberapa produk pertanian yang memiliki potensi ekspor yang meningkat, di antaranya:

  • Jambu biji: Ekspor senilai USD 132,3 juta dengan volume 52,68 ribu ton.
  • Tembakau: Ekspor senilai USD 88,61 juta dengan volume 7,80 ribu ton.
  • Kelapa bulat: Ekspor senilai USD 85,36 juta dengan volume 355 ribu ton.
  • Pisang: Ekspor senilai USD 8,68 juta dengan volume 21,74 ribu ton.

Produk lainnya yang memiliki potensi ekspor yang baik meliputi kelengkeng, raspberry, jeruk, dan pepaya, yang semuanya menunjukkan peningkatan baik dari sisi nilai maupun volume ekspor.

Optimisme Terhadap Swasembada Pangan

Mendag Budi Santoso menegaskan bahwa dengan tren ekspor yang baik dalam lima tahun terakhir, Indonesia semakin siap untuk menjalankan swasembada pangan. “Dengan pengelolaan yang profesional, saya optimis Indonesia dapat melaksanakan swasembada pangan dengan baik dan maksimal,” ungkapnya.

Budi berharap bahwa peningkatan ekspor dan ketersediaan pangan domestik yang stabil dapat mendukung ketahanan pangan nasional, serta meningkatkan kesejahteraan petani dan sektor pertanian Indonesia.

- Advertisement -spot_img

More articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Latest article