Businesstrack.id- Badai musim dingin yang dahsyat melanda kawasan tengah dan timur Amerika Serikat pada Senin pagi (6/1/2025), menutupi sejumlah negara bagian dengan salju dan es. Kondisi ini menciptakan perjalanan yang berbahaya, pemadaman listrik yang meluas, serta pembatalan penerbangan besar-besaran, sementara badai bergerak menuju Pantai Timur.
Layanan Cuaca Nasional (National Weather Service) telah mengeluarkan peringatan badai musim dingin untuk wilayah Kansas, Missouri, hingga New Jersey, dengan prakiraan hujan salju yang diperkirakan menjadi yang terburuk dalam satu dekade terakhir di sejumlah area.
Hingga Senin pagi, hampir 300 ribu pelanggan mengalami pemadaman listrik di Kentucky, Indiana, Virginia, West Virginia, Illinois, dan Missouri, menurut data yang dihimpun oleh PowerOutage.us.
Di Indiana, Garda Nasional dikerahkan untuk membantu pengendara yang terjebak karena salju dan es menutupi jalan raya utama. Sementara itu, badai ini menyebabkan pembatalan lebih dari 1.300 penerbangan di seluruh negeri, dengan gangguan signifikan di bandara sekitar Washington, DC. Bandara Nasional Ronald Reagan Washington tercatat membatalkan 239 penerbangan, sedangkan Bandara Internasional Baltimore/Washington Thurgood Marshall melaporkan 109 pembatalan penerbangan.
Washington, DC, dan Baltimore, Maryland, bersiap menghadapi salju setebal hingga 30 cm. Banyak kantor federal dan sekolah yang ditutup, dan keadaan darurat salju diumumkan di kedua kota tersebut. Pemerintah setempat mengerahkan hampir 250 alat bajak salju untuk membersihkan jalan, menurut Direktur Departemen Transportasi DC, Sharon Kershbaum.
Jika Washington, DC, menerima lebih dari 21,1 cm salju, itu akan menjadi badai salju terbesar sejak tahun 2016, yang sebelumnya tercatat mencatatkan salju setebal 45,2 cm, menurut berbagai media AS yang mengutip prediksi para peramal cuaca.
Badai musim dingin ini menambah tantangan bagi warga di wilayah yang terdampak, yang kini harus berjuang melawan cuaca ekstrim dan dampak logistik yang ditimbulkannya.
