Businesstrack.id- Pada Rabu (29/1), administrasi operasi militer Suriah mengumumkan langkah bersejarah dengan penunjukan Ahmad Al-Sharaa sebagai Presiden Transisi, sekaligus mencabut Konstitusi 2012 dan membubarkan berbagai lembaga negara yang terkait dengan rezim Partai Baath. Keputusan ini diambil setelah runtuhnya rezim Baath pada Desember 2024, yang mengakhiri pemerintahan selama hampir 60 tahun.
Dalam pengumumannya, administrasi tersebut menyatakan bahwa seluruh faksi militer, badan politik, dan kelompok sipil revolusioner akan dibubarkan dan diintegrasikan ke dalam institusi negara yang baru. Selain itu, Partai Baath yang berkuasa selama era Bashar al-Assad dan Front Kemajuan Nasional dibubarkan, dengan larangan untuk membentuk kembali organisasi-organisasi tersebut dalam bentuk apapun.
Pentingnya langkah ini juga terlihat dari pengumuman pembubaran angkatan bersenjata rezim sebelumnya dan pembentukan kembali militer yang lebih sesuai dengan prinsip-prinsip nasional. Konstitusi 2012 yang digunakan selama masa pemerintahan Assad juga dinyatakan tidak berlaku, bersama dengan pencabutan semua undang-undang darurat yang diberlakukan sebelumnya.
Administrasi militer kini memberikan kewenangan kepada Al-Sharaa untuk membentuk dewan legislatif sementara yang akan mengawasi pemerintahan hingga konstitusi permanen disahkan dan diterapkan. Pengumuman tersebut disampaikan dalam acara khusus di Istana Rakyat di Damaskus, yang dihadiri oleh perwakilan faksi militer dan kekuatan revolusioner Suriah.