Businesstrack.id- OpenAI telah meluncurkan versi terbaru dari model kecerdasan buatan (AI) penalaran mereka, yaitu o1-pro, yang diklaim menawarkan kinerja lebih baik dibandingkan versi sebelumnya. Model baru ini dirancang untuk memberikan respons yang lebih akurat dan andal dalam menangani berbagai masalah sulit.
Menurut laporan TechCrunch pada Rabu (19/3), o1-pro memanfaatkan lebih banyak daya komputasi, menghasilkan kemampuan penalaran yang lebih mendalam. Namun, model ini hanya tersedia untuk pengembang tertentu yang telah menghabiskan setidaknya 5 dolar AS dalam layanan API OpenAI, dengan biaya yang cukup mahal. Pengguna dikenakan biaya 150 dolar AS (sekitar Rp2,4 juta) untuk setiap satu juta token masukan dan 600 dolar AS untuk setiap satu juta token keluaran yang dihasilkan oleh o1-pro. Biaya ini dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan model GPT-4.5 untuk masukan dan sepuluh kali lebih mahal dibandingkan model o1 standar.
Meskipun OpenAI berharap peningkatan kinerja model ini dapat mendorong pengembang untuk membayar harga premium, respons terhadap o1-pro sejauh ini tidak sepenuhnya positif. Beberapa pengguna melaporkan bahwa model ini kesulitan menyelesaikan teka-teki Sudoku dan terkecoh oleh lelucon berbasis ilusi optik sederhana. Bahkan, tolok ukur internal OpenAI yang dilakukan pada akhir tahun lalu menunjukkan bahwa meskipun o1-pro sedikit lebih baik daripada model o1 standar dalam menyelesaikan masalah pemrograman dan matematika, kemampuannya dalam memberikan jawaban yang lebih dapat diandalkan menjadi nilai tambah utama.
OpenAI menyebutkan bahwa model o1-pro dirancang untuk “berpikir lebih keras” dan memberikan solusi yang lebih baik pada tantangan yang lebih kompleks. Walaupun demikian, bagi pengembang yang membutuhkan kemampuan penalaran tingkat tinggi dengan harga premium, o1-pro bisa menjadi pilihan yang menarik meskipun biaya penggunaan yang cukup tinggi.