Businesstrack.id- PT Bank Mandiri Tbk terus menunjukkan performa unggul di ranah digital, dengan nilai total transaksi digital mencapai Rp7.066 triliun hingga akhir kuartal I-2025. Pertumbuhan ini naik 21,9 persen secara tahunan (year-on-year), didorong oleh akselerasi inovasi layanan digital seperti Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri.
Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri, Timothy Utama, menjelaskan bahwa strategi digitalisasi yang berkelanjutan menjadi fondasi transformasi perusahaan untuk memberikan layanan yang lebih relevan, inklusif, dan efisien.
“Dengan transformasi digital yang konsisten, kami ingin memperkuat konektivitas dan pengalaman nasabah sekaligus menciptakan nilai tambah jangka panjang,” ujar Timothy dalam Paparan Publik di Jakarta, Selasa (29/4).
Livin’ by Mandiri Tumbuh Impresif
Platform perbankan ritel digital Livin’ mencatatkan kinerja mengesankan:
- Nilai transaksi: Rp1.070 triliun (+16% yoy)
- Frekuensi transaksi: 1,1 miliar transaksi (+30% yoy)
- Jumlah pengguna: 30,7 juta nasabah
- Livin’ Merchant: 2,6 juta merchant terdaftar, tumbuh 35% yoy, dengan kenaikan pengguna aktif bulanan hingga 3 kali lipat
Livin’ kini bukan hanya aplikasi perbankan, tetapi juga menjadi platform pemberdayaan UMKM di seluruh Indonesia, termasuk wilayah non-perkotaan.
Kopra by Mandiri Dorong Transaksi Wholesale
Sementara itu, Kopra yang menyasar segmen korporasi mencatat:
- Volume transaksi: 349 juta transaksi
- Nilai transaksi: Rp6.000 triliun (+23% yoy)
Digitalisasi melalui Kopra berkontribusi besar pada pertumbuhan CASA dan pendapatan non-bunga, memperkuat likuiditas dan diversifikasi bisnis perseroan.
Efisiensi dan Pendapatan Non-Bunga Meningkat
Digitalisasi juga berdampak positif terhadap efisiensi operasional:
- Cost to Income Ratio (CIR) bank only: 38,2% (terkendali)
- Pendapatan non-bunga konsolidasi: Rp11,24 triliun (+17,3% yoy)
Kontribusi utama berasal dari layanan digital banking, trade finance, treasury, dan pengelolaan dana, yang mendorong profitabilitas secara lebih beragam.
“Digitalisasi bukan hanya soal layanan, tapi juga strategi efisiensi dan keberlanjutan pendanaan. Dana murah (CASA) tumbuh sehat karena digital touchpoint kami semakin luas,” tambah Timothy.