Businesstrack.id- PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) menutup tahun 2024 dengan kinerja keuangan yang solid. Perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp122,51 miliar, tumbuh 17,63 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp104,15 miliar.
Peningkatan laba ini ditopang oleh kenaikan pendapatan usaha sebesar 3,7 persen menjadi Rp1,39 triliun. Hal tersebut disampaikan oleh Head of Legal & Corporate Secretary IIF, Nastantio W. Hadi, dalam keterangan tertulis usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (2/5).
“Sepanjang 2024, IIF memainkan peran strategis dalam mendukung pembiayaan infrastruktur nasional yang berorientasi pada keberlanjutan,” ujar Nastantio.
Selama 2024, IIF mengucurkan 11 komitmen pembiayaan baru senilai total Rp3,93 triliun, naik 13,52 persen dari tahun sebelumnya. Proyek-proyek tersebut tersebar di berbagai sektor strategis seperti air bersih, kawasan ekonomi khusus, jalan tol, telekomunikasi, infrastruktur sosial, hingga gas.
Selain pembiayaan, IIF juga aktif dalam layanan konsultatif. Tahun lalu, perseroan meraih 10 mandat advisory dengan nilai kontrak Rp39 miliar, yang terdiri dari:
- 6 proyek ESG advisory,
- 3 proyek financial advisory, dan
- 1 proyek divestasi ekuitas.
Dalam lima tahun terakhir, IIF mencatat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR) sebesar 11 persen untuk pendapatan, 30 persen untuk laba bersih, dan 11 persen dari sisi permodalan.
Dengan fondasi keuangan yang kuat serta komitmen pada prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), IIF menegaskan perannya sebagai katalis pembangunan infrastruktur yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
Sejak berdiri tahun 2010 atas prakarsa Kementerian Keuangan dan lembaga keuangan multilateral, IIF telah mendukung lebih dari 150 proyek infrastruktur dengan nilai pembiayaan mencapai Rp42,5 triliun hingga akhir 2024, menurut data dari akun resmi Kemenkeu.
