Businesstrack.id- Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan bahwa ekspor produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia mencapai nilai 68,61 juta dolar AS atau lebih dari Rp1 triliun sepanjang Januari hingga Mei 2025.
Capaian ini, menurut Budi, tidak lepas dari peran aktif atase perdagangan Indonesia yang ditempatkan di 33 negara untuk menjembatani pelaku UMKM dengan pembeli luar negeri.
“Selama lima bulan terakhir, 466 pelaku UMKM telah mengikuti program business matching secara daring yang mempertemukan mereka dengan calon pembeli internasional,” ujar Mendag kepada wartawan di Surabaya, Selasa (3/6).
Budi menekankan pentingnya kualitas produk sebagai syarat utama agar UMKM bisa menembus pasar global dan sekaligus bersaing di pasar domestik.
“Kalau produknya punya kualitas dan bisa bersaing, otomatis akan disukai konsumen dalam negeri dan tidak kalah dari produk impor,” tegasnya.
Mendag memastikan bahwa pelaku UMKM kini tak perlu melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mencari pasar, karena proses pencarian dan verifikasi pembeli telah dilakukan oleh atase perdagangan. Di dalam negeri, pelaku UMKM juga mendapat pendampingan dari penyuluh ekspor agar lebih siap masuk pasar internasional.
Di Jawa Timur, Kementerian Perdagangan telah mendirikan Export Center sebagai pusat konsultasi dan pendampingan ekspor, serta bekerja sama dengan Bank Jatim untuk membantu proses verifikasi usaha yang siap ekspor. Selain itu, Kemendag juga menyediakan dukungan dalam bentuk desain produk dan pengembangan kualitas tanpa dipungut biaya.
Dalam kunjungan kerjanya ke Surabaya, Mendag Budi juga secara simbolis melepas ekspor produk alas kaki UMKM ke Kuwait senilai 38 ribu dolar AS, hasil kolaborasi CV Rumah Jeddiah dengan 50 pelaku UMKM dari wilayah Jawa Timur. Ekspor ini merupakan pengiriman ketiga setelah sebelumnya sukses menembus pasar Timor Leste dan Libya.
