Businesstrack.id- Pemerintah Indonesia tengah memperkuat industri kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam negeri dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai pemain utama di kawasan ASEAN. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, dalam sebuah pernyataan resmi di Jakarta, Jumat (12/7).
Nezar menegaskan bahwa dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi signifikan di pasar AI regional yang sedang berkembang pesat. Potensi ekonomi digital ASEAN diperkirakan mencapai 120 miliar dolar AS pada tahun 2027, dengan kontribusi Indonesia diproyeksikan mencapai 40 persen dari total tersebut.
Sebagai langkah strategis, pemerintah mulai membangun simpul-simpul industri AI di daerah-daerah yang sudah maju secara teknologi dan manufaktur, seperti Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Batam diharapkan menjadi pusat pengembangan ekosistem AI nasional berkat posisi kuatnya sebagai kawasan industri dan teknologi.
“Batam merupakan flagship bangsa dalam memproduksi berbagai perangkat teknologi, jasa, dan mendukung industri telekomunikasi nasional,” kata Nezar saat berdiskusi bersama pelaku industri dan akademisi di Batam pada Kamis (10/7).
Meski memiliki potensi besar, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan seperti kurangnya infrastruktur digital yang memadai, keterbatasan tenaga ahli AI, serta kebutuhan riset yang lebih intensif. Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Digital bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian berfokus membangun infrastruktur pendukung dan mengembangkan talenta AI melalui program AI Talent Factory.
Program ini melibatkan kolaborasi antara universitas, industri, dan lembaga riset untuk mencetak sumber daya manusia yang kompeten dalam teknologi kecerdasan buatan.
Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah optimis Indonesia dapat memperkuat daya saing industri AI domestik sekaligus berperan strategis dalam peta teknologi di ASEAN dan dunia.
