Businesstraack.id- Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar bersih sebesar Rp11,30 triliun dari pasar keuangan domestik pada pekan keempat Juli 2025, mencerminkan dinamika global yang masih memengaruhi sentimen investor.
Dalam keterangan resminya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa arus keluar terbesar berasal dari pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) senilai Rp13,50 triliun. Meski demikian, pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN) masih mencatatkan aliran masuk bersih masing-masing sebesar Rp100 miliar dan Rp2,10 triliun.
Secara akumulatif sejak awal 2025 hingga 24 Juli, pasar SBN tetap menjadi tujuan utama investor asing dengan total aliran masuk bersih mencapai Rp59,52 triliun. Namun, pasar saham dan SRBI masing-masing mencatat aliran keluar bersih sebesar Rp58,92 triliun dan Rp60,19 triliun.
Dari sisi risiko investasi, premi credit default swaps (CDS) Indonesia tenor 5 tahun menunjukkan tren penurunan, dari 72,51 basis poin (18 Juli) menjadi 70,90 bps (24 Juli), mengindikasikan persepsi risiko investor terhadap Indonesia yang tetap stabil.
Di pasar valuta asing, rupiah dibuka melemah ke level Rp16.315 per dolar AS pada Jumat (25/7), dibandingkan penutupan Kamis di Rp16.280. Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) juga bergerak turun ke posisi 97,38, mencerminkan tekanan pelemahan terhadap sejumlah mata uang global.
Dari pasar obligasi, imbal hasil (yield) SBN 10 tahun terpantau stabil di kisaran 6,49 persen, tidak jauh berbeda dari posisi sebelumnya di 6,50 persen. Sebagai perbandingan, yield US Treasury Note 10 tahun turun menjadi 4,396 persen.
Bank Indonesia menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan lembaga terkait, serta mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan ketahanan eksternal ekonomi nasional.
